Jumat, 15 Juli 2011
SUMBER GATRA
Login
03:01:25
15-Jul-2011
• Home
• Nasional
• Nusantara
• Internasional
• Ekonomi
• Hukum
• Kesehatan
• Olah Raga
• Iltek
• Hiburan
You are here: Home
Menguak Misteri Panji Gumilang Al Zaytun
Minggu, 03 Juli 2011 11:47
2 Komentar
Panji Gumilang, pimpinan ponpes Al Zaytun
Kisah Al Zaytun kembali mewarnai ranah politik di negeri ini, setelah Panji Gumilang ditetapkan sebagai tersangka, Sabtu (2/7/2011) kemarin. Pimpinan pondok pesantren (ponpes) di wilayah Indramayu itu dibidik dengan pasal pemalsuan dokumen atas laporan mantan bawahannya, Imam Supriyanto. Imam mengaku sebagai eks Menteri Peningkatan Produksi NII (Negara Islam Indonesia) KW9, sebuah gerakan ‘makar’ yang menghebohkan Indonesia selama bertahun-tahun.
Ketika diperiksa Mabes Polri selasa pekan pekan lalu, Panji menegaskan bahwa tidak ada pemalsuan surat seperti yang dituduhkan Imam. Panji juga membantah tudingan dirinya menjadi Imam NII KW9. Ia datang ke Mabes Polri selasa lalu didampingi Pengacaranya, Ali Tanjung, setelah mangkir dari panggilan pertamanya pada 23 Juni 2011.
Panji menolak dikait-kaitkan dengan NII. Dia mengungkapkan bahwa NII sudah tamat sejak 1962. Nasibnya sama seperti PKI: tidak ada tempat di negeri ini. Ia heran, mengapa dirinya selalu dikait-kaitkan dengan NII.
Namun, cerita Panji itu bertolak belakang dengan kisah yang dipaparkan Imam. Ia meyakini Panji Gumilang terlibat dalam jaringan Negara Islam Indonesia, bukan hanya terkait dugaan pemalsuan dokumen kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia. “Penyidik mestinya mengembangkan pemeriksaan ke makar,” ujar mantan Menteri Peningkatan Produksi NII itu.
Imam melaporkan Panji ke polisi setelah namanya dicoret dalam struktur pengurus Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) yang menaungi Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Imam dan Panji adalah pendiri YPI. Imam menegaskan, dirinya sudah menjelaskan berbagai hal mengenai posisi Panji sebagai pemimpin Negara Islam Indonesia (NII) saat diperiksa penyidik. Selain itu, ia juga sudah memberikan berbagai barang bukti keterlibatan Panji dalam NII.
Imam mengaku sudah bekerja dengan Panji di NII sejak 1988. Perjalanannya dengan pimpinan ponpes Al Zaytun itu sudah diceritakannya ke penyidik itu. Termasuk dokumen-dokumen, pidato pertanggungjawaban Panji di hadapan majelis syuro, catatan hasil sidang dewan syuro tentang pengangkatan imam, kabinet, anggota legislatif, dan lain-lain.
Selain itu, terungkapnya jaringan NII wilayah Jawa Tengah memperlihatkan NII masih aktif serta memperkuat keterlibatan Panji. Sebab, kata Imam, ada bukti tanda terima dari Gubernur NII Jateng ke Menteri Keuangan NII sebelum diterima Panji. Imam berharap Panji Gumilang mendapat sanksi setimpal. Setelah itu, Imam berniat membenahi dan meluruskan pesantren Al Zaytun.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin pun meyakini bahwa pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jabar, adalah pemimpin NII KW 9. Din juga menyebut wali ideologis di NII KW 9 sangat dipatuhi daripada wali biologis. Din menegaskan bahwa dari pengakuan mantan NII KW 9, pemimpinnya adalah pemimpin Al-Zaytun.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada tersebut, Din Syamsuddin menilai seharusnya Panji Gumilang ditahan karena tuduhan melakukan kegiatan makar, menyangkut NII KW 9. Bukan sekedar pemalsuan dokumen. (HP. Diolah dari berbagai sumber)
Opini Seputar NII KW9 dan Al Zaytun:
- Dalam beberapa waktu terakhir ini masyarakat resah dengan merebaknya kembali isu Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW 9) yang disertai maraknya penipuan, pemerasan, pencucian otak berkedok doktrin agama terhadap ratusan mahasiswa sebuah universitas ternama di Pulau Jawa.
- NII Crisis Center, lembaga yang didirikan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban penipuan NII KW 9, mengaku telah menerima 400 laporan mengenai orang hilang.
- Menurut Sekretaris Gerakan Tokoh Lintas Agama Salahuddin Wahid (Gus Solah), para korban cuci otak NII KW 9 mengaku bahwa NII KW 9 adalah Al Zaytun.
- Menurut Imam Supriyanto, mantan Menteri Peningkatan Produksi NII KW9, banyak yang direkrut menjadi anggota dan ditargetkan mencari uang. Uang yang dikumpulkan mencapai miliaran rupiah per bulan dan pernah disimpan di Bank Century atas nama Abu Maarif, yang tidak lain adalah Panji Gumilang.
- Menurut pengamat intelijen Andi Widjojanto, ada yang meyakini NII hanya merupakan bentukan intelijen era Ali Moertopo, guna menyusupkan BAIS ke tubuh NII. Tapi ada juga yang meyakini NII ini adalah penerus NII yang didirikan Kartosoewirjo.
- Menurut Ketua Majelis Umat Islam (MUI) Amidhan, pihak MUI telah melakukan penelitian di Al Zaytun pada 2002 dan menengarai ada kaitan dengan NII KW 9. Yang diteliti MUI terkait Al Zaytun adalah soal pemahaman, dan hasilnya ditemukan adanya pemahaman yang menyimpang dari pemahaman Islam yang dianut MUI. Penyimpangannya misalnya soal zakat dan soal nabi.
Cikal Bakal NII
NII dahulu dikenal dengan nama Darul Islam atau DI. Organisasi ini bermula dari gerakan politik yang diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 7 Agustus 1949. Tujuan dari gerakan ini adalah menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara.
Dalam perkembangannya, NII menyebar di beberapa wilayah. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan tersebut dianggap sudah berakhir. Meski muncul gerakan-gerakan yang memakai nama sejenis atau menggunakan nama Islam pasca tahun tersebut, tapi itu bukan dari orang-orang NII Kartosoewirjo.
Sisa-sisa pejabat NII Kartosoewirjo yang masih hidup hingga kini hanya empat orang. Di antaranya adalah Adah Jaelani, Masduki, dan Abdul Fathah. Mereka sudah sepenuhnya tidak berniat lagi untuk beraktivitas melanjutkan perjuangan DI/TII. Karena itu, dengan merebaknya kembali NII KW 9, mereka berharap agar hal ini tidak dikait-kaitkan dengan NII Kartosoewirjo.
Memang konsep negara juga telah berbeda. Jika NII Kartosoewirjo ingin menegakkan Syari'at Islam dan menjalankan kenegeraan sesuai Al-Qur`an, NII-KW 9 dianggap hanya produk kepentingan politik tertentu.
Al Zaytun dan Panji Gumilang
Pondok Pesantren Al-Zaytun atau lebih dikenal dengan nama Ma’had Al-Zaytun (MAZ) didirikan oleh Abu Toto alias Syekh Abdus Salam Panji Gumilang pada 1996 dan diresmikan oleh mantan Presiden Habibie pada 27 Agustus 1999. Kini, pesantren termegah di Asia Tenggara seluas 1.200 hektare yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat, itu memiliki 7.400 siswa yang datang dari seluruh provinsi di Indonesia dan dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Timor Leste, Somalia, dan Afrika Selatan.
Nah, siapakah Panji Gumilang? Tidak banyak orang yang tahu tentang riwayat hidupnya. Ia jarang tampil di depan publik dan amat susah menemuinya. Ia tercatat pernah belajar di Pondok Pesantren Modern Gontor. Di buku induk santri sekitar tahun 1960-1961, terdapat file nama santri Abdul Salam bin Rasyidi, lengkap dengan tanggal lahir dan biodata penting.
Data tersebut diduga kuat sebagai nama asli Syekh AS Panji Gumilang. Inisial AS adalah Abdul Salam yang lahir di desa Sembung Anyar, kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur. Di Gresik ia tinggal di jalan Imam Rasyidi, nama ayahnya sendiri. Adik kandungnya, Abdul Waahib Rasyidi, menjadi Kepala Desa Sembung Anyar.
"berbuat, berkarya, beramal yang bisa berguna bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak dalam hal yang positif, maslahat, menuju tercapainya keselamatan dan kebahagian di kehidupan dunia dan akhirat."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar